Ragam  

10 Adab Bertetangga dalam Islam yang Wajib Dipahami dan Diamalkan

10 Adab Bertetangga dalam Islam yang Wajib Dipahami dan Diamalkan
Adab Bertetangga dalam Islam yang Wajib Dipahami dan Diamalkan

Catatanbuku.com, ragam — Adab bertetanggal dalam Islam itu sebuah tuntunan dan etika dalam bertetangga yang sangat perlu diperhatikan oleh Muslim. Silahkan simak adab yang perlu dipahami di amalkan oleh muslim.

Tetangga adalah orang-orang yang ada disekitar atau sekeliling kita yang perlu di hormati dan diperlakukan dengan baik.

Dalam ajaran Islam, perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya.

Oleh sebab itu kita perlu menerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran Islam agar nanti hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan selalu terjalin tali silaturahmi yang baik.

10 Adab Bertetangga dalam Islam

1. Mendahulukan Salam

Mendahulukan salam adalah adab bertetangga yang pertama dan perlu kita lakukan serta amalkan.

Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan mengucapkan salam.

Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak.

Mengucapkan salam ketika berjumpa juga dinilai sopan dalam kebiasaan sehari-hari.

2. Tidak Mengganggu Tetangga

Ketika mendapat gangguan dari luar tentu akan sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, saling tidak mengganggu adalah salah satu adab bertetangga yang perlu di amalkan oleh umat Muslim.

Tentu hal ini menunjukan bahwa adanya rasa saling menghargai. Adab ini juga di bahas dalam Hadits Riwayat Bukhari, dimana Rasulullah saw. bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya”.

Contohnya, saat akan mengadakan sebuah acara di rumah, hendaknya meminta izin tetangga terdekat terlebih dahulu.

Hal ini perlu dilakukan untuk menghargai, agar mereka tidak merasa terganggu dengan acara yang diselenggarakan.

3. Hindari Mengobrol Terlalu Lama dan Tidak Penting

Adab bertetangga berikutnya adalah tidak lama-lama berbicara, terutama ketika membahas hal yang tidak terlalu penting.

Selain itu, pembicaraan juga sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti menghindari gibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya.

4. Memaafkan Kesalahan Ucap

Ketika tetangga tidak sengaja melontarkan perkataan yang menyinggung, maka sebagai seorang Muslim kita harus memaafkannya.

Kita juga bisa saja melakukan hal yang sama terhadap tetangga, secara disadari maupun tidak.

Memendam perasan dendam juga bukan hal yang dianjurkan dalam Islam karena bisa menimbulkan kebencian yang merugikan.

5. Siap Sedia Menolong Tetangga

Jika tetangga kesulitan dengan harta, tertimpa musibah, bahkan kehilangan, umat muslim sepantasnya memberikan bantuan sesuai dengan adab bertetangga.

Berikan bantuan tersebut tanpa harus diminta sebab itu adalah hak tetangga dan hak seorang muslim terhadap saudaranya.

6. Menjenguk Tetangga yang Sakit

Saat tetangga ada yang sakit, maka ia berhak untuk dikunjungi. Artinya, dalam adab bertetangga, tetangga yang tidak sakit berkewajiban mengunjunginya tanpa memandang status sosial pihak yang sakit.

Bertetangga pada dasarnya adalah berteman sehingga kesetaraan di antara mereka harus dijaga dengan baik.

7. Tidak Iri pada Tetangga

Ketika tetangga mendapatkan rezeki atau berbagai bentuk kebaikan, umat Islam tidak boleh merasa iri.

Justru menurut adab bertetangga, sebagai tetangga kita harus ikut berbahagia dengan kebaikan tersebut.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi:

“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna keimanan seseorang hingga ia menyukai bagi tetangganya apa yang ia sukai bagi dirinya.” (HR Muslim).

8. Tidak Menghalangi Bangunan Tetangga

Dalam bertetangga, kita kemungkinan memiliki bangunan rumah yang saling berdampingan. Bahkan beberapa rumah juga berdempetan dengan dinding bersama.

Sebagai tetangga yang baik, hendaknya untuk tidak menghalangi tetangga untuk membangun rumah atau menghalangi udara dan sinar matahari ke rumahnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

لاَ يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِى جِدَارِهِ

“Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya” (HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462).

9. Memelihara Hak kepada Tetangga

Salah satu hal yang harus kita utamakan dalam adab bertetangga adalah memelihara hak tetangga.

Hak tetangga yang perlu dijaga adalah melindungi harta mereka dari orang jahat, serta memberikan beberapa hadiah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Rasulullah saw. menjawab,

إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكَ باَباً

‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).

10. Turut Berbela Sungkawa pada yang Tertimpa Musibah

Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama kematian anggota keluarganya.

Adab bertetangga yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan takziah adalah ikut berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka.

Selain itu juga bisa dengan mendoakan kebaikan terutama bagi almarhum dan keluarga yang ditinggalkan.

11. Turut Bergembira atas Kegembiraannya

Janganlah seseorang merasa tidak senang atas keberhasilan tetangganya disebabkan iri.

Hal yang justru dianjurkan adalah saling mengucapkan selamat atas keberhasilan sesama tangga.

Adab bertetangga ini mengajak umat Islam untuk turut berbahagia atas apa yang diperoleh tetangga.

Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa dihindarkan dan pertemanan sesama tetangga dapat terjaga.

Sumber: 99.co

Author